BOGOR (BJN) - Tolak keras, Sekelompok perwakilan warga sunda Bogor dan komunitas budayawan berkumpul untuk yang kedua, kalinya.
Pertemuan pertama 21/6/2023 di Balaikota Bogor yang dihadiri Sinta Aryana SH.MH, Jacky Wijaya Ki Maunk, Ki Tresna dan lain nya.
Hal tersebut dikatan Eddi SK, Dewan Pengawas Forkind Kokolot Bogor (FKKB) Sabtu 24/6/2023.
Pertemuan kedua di Bale Ageung Batutulis, menyamakan persepsi dan siap bergerak dalan rangka giat, menolak pembangunan Bale Ageung yang Arsitekturnya tidak sesuai dengan Marwah dan Adat Kasundaan.
Selain itu dia, juga menjelaskan Putra Sungkawa yang ditunjuk jadi Ketua pergerakan didampingi, Abah Luki sebagai Sekretaris, siap menyampaikan aspirasi.
Masih kata Eddi SK, pertemuan di hadiri Ki Iman Sobar, Ki Bodas, Bah Eddi SK, Ki Lufti, Ki Cecep Subandi dan Santi Chintya Dewi praktisi Hukum, serta beberapa tokoh sepuh budayawan dan siap mensupport gerakan penolakan, pertemuan juga dihadiri perwakilan dari warga setempat.
Penolakan mulai digaungkan oleh puluhan komunitas/paguyuban budayawan Bogor melalui medsos, harapannya pembangunan Bale Ageung, arsitekturnya sesuai dengan marwah dan adat kasundaan secara historis dengan memperhatkan kearifan lokal dan representasi dari masyarakat sunda kabuyutan.
Aspirasi akan disampaikan dengan mengikuti aturan dengan santun, gerakan akan tetap berjalan sampai dengan tuntutan Masyarakat/Budayawan dipenuhi Pemkot Bogor. Jelasnya.
Senada yang disampaikan Novel Ruchyadi, anggota Forkind Kokolot Bogor (FKKB) bahwa rencana pembangunan Bale Ageung, wilayah Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor, oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, harus sesuai dengan Marwah Adat Kasundaan.
Bila dipaksakan tidak sesuai Marwah Adat Kasundaan, atau keinginan masyarakat dan budayawan Kasundaan maka wajib ditolak pembangunannya.
Redaksi : Novel Ruchyadi