BOGOR (BJN) - Flora Festival 2023 'Pride of Buitenzorg' kembali digelar oleh Asosiasi Tanaman Hias Bogor Raya bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Lantai 1 Boxies 123.
Pembukaan Bogor Flora Festival 2023 ini dilakukan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Direktur Buah dan Florikultura (Buflo) Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Liferdi Lukman dengan menggunting pita.
Di sela-sela kegiatan opening ceremony Bogor Flora Festival 2023 ini juga diadakan lelang tanaman hias yang 20 persennya akan disumbangkan kepada Yayasan Belantara Budaya Indonesia (BBI), anak-anak difabel yang menampilkan tarian tradisional dalam kegiatan tersebut.
Direktur Buflo, Liferdi Lukman menyampaikan Kementerian Pertanian sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
Secara potensi Bogor memiliki potensi dalam pengembangan dan pasar tanaman hias karena memiliki sumber daya manusia, baik dari akademisi, pakar, hobbies, kolektor dan petani yang sangat luar biasa.
"Sehingga kegiatan ini juga sebagai ajang berkumpulnya para petani, pelaku usaha, hobbies, pakar dan kolektor tanaman hias. Ini menjadi momentum dan penyemangat bagi tumbuh kembangnya tanaman Florikultura dalam mewujudkan bangkitnya kembali Florikultura Indonesia," ujarnya.
Melalui kegiatan ini lanjut Liferdi, Kementan berharap Florikultura Indonesia bisa berdaya saing, berkelanjutan karena Indonesia merupakan negara yang memiliki Plasma Nutfah terbesar yang tidak dimiliki negara lain.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, Kota bogor memiliki keinginan menjadi pusat tanaman hias Indonesia, sehingga dengan adanya kegiatan yang rutin digelar ini dan masuk dalam calender of event Kota Bogor bisa terus mendorong terwujudnya Bogor sebagai sentra tanaman hias Indonesia.
"Tahun lalu kita juga membuat pasar tanaman hias terbesar di Indonesia di BNR, kemudian event-event diskusi, seminar pameran, bazar dan sebagainya, itu sebagai penunjang. Ditambah lagi perguruan tinggi bidang pertanian adanya di Bogor. Kemudian ahli peneliti akademisi pelaku usahanya ada di Bogor dan akses pasar ke ibu kota pun lebih dekat, jadi artinya kalau Bogor berhasil mengembangkan kegiatan seperti ini, potensi itu semakin terbuka dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.
Dedie menambahkan, ketika identitas Bogor sebagai sentra tanaman hias semakin kuat, maka korelasinya adalah pada peningkatan jumlah pendapatan, peningkatan perekonomian, memunculkan pengusaha baru, mengurangi tingkat pengangguran dan sebagainya.
"Karena profesi masyarakat itu banyak, tidak hanya yang bekerja di kantor, PNS, tapi ada juga di sektor lain, diantaranya pertanian. Makanya dengan kegiatan ini bisa meningkatkan sisi pertanian yang juga dampaknya dirasakan oleh masyarakat," katanya.
Ketua Pelaksana Bogor Flora Festival 2023, Djojohadi Haristiono Eko Putro menyampaikan, tema kegiatan ini adalah Anthurium atau kuping gajah.
Nantinya pada 6 Agustus 2023 akan dilaksanakan kompetisi tanaman Anthurium karya anak bangsa.
"Kita mencoba mengangkat tema kuping gajah ini karena saat ini Anthurium menjadi komoditas andalan ekspor para petani, tanaman hias di wilayah Bogor Raya dan sekitarnya. Kalangan muda di Bogor ini sudah banyak menghasilkan bibit bibit kuping gajah dengan karakter yang luar biasa dan istimewa," katanya.
Untuk kegiatan pameran lanjut Hadi, ada 35 stand flora dan lima tenda kuliner UMKM.
"Untuk jumlah tanamannya ada ribuan, jenisnya ada ratusan jenis, tadi juga ada lelang berbagai tanaman yang hits pada masanya dan ada tanaman asal Bali. Tadi rata-rata harga yang dilelangkan tembus diatas Rp1 juta, ada yang Rp1,2 juta dan sebagainya," ujarnya.
Sumber : Bunai. PWI Kota Bogor
Redaksi : Novel Ruchyadi