JAKARTA (BJN) - Sedikitnya 1025 Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti pelatihan coaching bertema Great Teacher as a Coach yang diselenggarakan oleh ESQ Corp dan Forum Komunikasi Alumni. (FKA) ESQ secara hybrid di Menara 165, Jakarta.
Dipandu oleh Coach Arief G Rachman, Master Trainer ESQ 3.0 Coaching dan Coach Bram G Wibisono, seorang Master Trainer ESQ Hypnotherapy, selama 4 jam, para guru BK dilatih untuk mampu memberikan konseling pada anak remaja jaman now yang rapuh dan cenderung ingin bunuh diri karena merasa suaranya tidak di dengar baik oleh orangtua maupun komunitas di tengah masyarakat serta di sekolah.
Kegiatan yang diselenggarakan menyambut ulangtahun (Milad) ke 24, ESQ Corp dengan Forum Komunikasi Alumni ( FKA) ESQ yang berjumlah 5 juta orang baik di dalam negeri, negeri jiran maupun berbagai benua ini diharapkan guru mampu menggali potensi diri dan mendidik dengan efektif baik dengan kecerdasan IQ, kecerdasan emosi (EQ) maupun kecerdasan Spiritual (SQ) siswanya.
Guru diharapkan mampu mengembangkan dimensi manusia secara utuh, mampu menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki kepemimpinan (leadership), kemandirian, kreativitas dan daya saing global serta dapat meningkatan pendapatan guru.
Soalnya generasi muda di Indonesia membutuhkan ‘pendengar’ yang baik untuk berbagai masalah yang dihadapinya di era digital. Oleh karena itu peranan orangtua, guru bimbingan konseling (Guru BK) serta masyarakat harus berkontribusi, berkolaborasi dan bersinergi sehingga kedepan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkarakter.
“ Sayangnya Fakta menunjukkan rasio tenaga kesehatan mental seperti guru BK dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 1: 200.000. Idealnya, rasio tenaga kesehatan mental profesional yang direkomendasikan WHO berjumlah 1: 30.000. Apalagi saat ini setiap sekolah belum diwajibkan memiliki guru BK padahal kesehatan mental anak didik sudah tingkat darurat,” kata Coach Arief G. Rachman.
Solusinya, kata Coach Arief, para guru BK dapat meningkatkan diri dengan ilmu coaching maupun hypnoterapy dengan sertifikasi dari BNSP dan menjadi tenaga profesional keseharian mental yang dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat tidak terbatas para pelajar.
Dalam menyiapkan SDM cerdas dan berkarakter untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 esensi peran guru BK dalam membentuk pribadi siswa yang berkarakter tangguh dan berdaya saing tinggi di era yang penuh tantangan ini sangatlah penting.
“ Menjadi ‘pendengar yang baik seharusnya kontribusinya dilakukan oleh orangtua di rumah, Guru BK dan guru lainnya di sekolah maupun waktu anak-anak sehari-hari beraktivitas di tengah masyarakat,” kata Arief.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus dan tidak ada kontribusi, kolaborasi dan sinergi antara Orangtua, Sekolah dan Masyarakat maka siapa yang akan menjadi pendengar suara hati mereka ?. Seharusnya ke tiga unsur utama di atas mampu berbagi peran siapa melakukan apa.
Untuk itu tema Great Teacher as a Coach mengajak para guru BK untuk memahami tehnik coaching untuk menghadapi para siswanya yang tidak bisa lagi dinasehati atau di ceramahi. Guru BK saat ini dituntut menjadi teman, menjadi pembimbing bahkan juga sebagai orangtua bagi anak didiknya.
“Ibarat bertamu dan masuk ke rumah orang, musti ketuk pintu, mengucapkan Asalamualaikum, berinteraksi dengan ramah dan santai barulah melakukan tehnik coaching yaitu mengobrol dengan mengajukan pertanyaan karena metode lama menceramahi atau menasehati sudah tidak mempan, kata coach Arief dalam hal memberikan solusi pada guru BK menghadapi siswa yang menutup diri.
Pelatihan singkat yang didahului dengan sambutan dari Coach Desi Yuliana sebagai Ketua Panitia Milad ke 24 ESQ Corp yang menaungi 17 anak perusahaan, Sambutan coach Ani Noor, President Inspire, alumni coach lulusan ESQ maupun sambutan dari Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D, Rektor Universitas Yarsi yang juga Dewan Penasehat FKA ESQ dan Dewan Penasehat Universitas Ary Ginanjar. (UAG)
Fasli Jalal mengatakan guru BK menjadi ujung tombak dan punya peran strategis dalam pendidikan karakter siswa karena kerap dituntut jadi orangtua, teman, mentor dari siswanya. Dia berharap ESQ corp dan Forum Komunikasi Alumni bisa terus mendampingi para guru BK karena ESQ sejak berdiri di tahun 2000 sudah memfokuskan diri pada pendidikan karakter menuju generasi emas Indonesia 2045.
Redaksi : Novel Ruchyadi