JAKARTA (BJN) - Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) berhasil menuntaskan penyidikan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari kejahatan narkotika yang dilakukan oleh tersangka B dan R dengan total nilai aset disita sebesar Rp 22.378.315.956,90,-.
Kasus yang diungkap BNN pada akhir tahun 2023 ini menggunakan beberapa modus operandi dalam melakukan pencucian uang hasil kejahatan narkotika seperti modus structuring (memecah-mecah transaksi sehingga transaksi menjadi lebih kecil), modus u turn (mengaburkan asal usul hasil kejahatan dengan memutarbalikan transaksi kemudian dikembalikan ke rekening asalnya), modus pembelian aset barang mewah dengan menggunakan nama orang lain, modus transaksi pass by (pencucian uang dengan cara sejumlah dana yang masuk langsung ditransfer atau ditarik tunai), dan modus penggunaan rekening perusahaan fiktif untuk mengelabuhi aparat penegak hukum dalam melacak transaksi mencurigakan.
Dari modus operandi TPPU yang dilakukan kedua tersangka petugas berhasil menyita 31 rekening dengan total Rp 298.315.956,90 ; aset barang tidak bergerak di tiga wilayah Sumatera Selatan (Pelembang, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering Ulu Timur) sejumlah Rp 10.300.000.000,- ; serta aset barang bergerak berupa 17 kendaraan dengan total Rp 11.780.000.000
Adapun rincian aset tersebut sebagai berikut.
1. Uang yang berada di dalam 31 rekening dari beberapa Bank berbeda sejumlah Rp 298.315.956,90
2. Aset barang tidak bergerak
- 1 rumah dengan estimasi senilai Rp 3.500.000.000
- 2 ruko dengan estimasi senilai Rp 2.000.000.000
- 1 lahan sawah dengan estimasi senilai Rp 400.000.000
- 1 bidang tanah yang di atasnya berdiri sebuah bangunan toko kebutuhan harian, toko pertanian, pom bensin mini, gudang pupuk dengan total estimasi senilai Rp 4.000.000.000
3. Aset barang bergerak
- 12 kendaraan roda 10 jenis truk fuso tronton dump dengan total senilai Rp 10.200.000.000
- 4 kendaraan roda 4 dengan total senilai Rp 1.550.000.000
- 1 kendaraan roda 2 senilai Rp 30.000.000
Berdasarkan penyidikan yang dilakukan petugas diketahui bahwa sejumlah aset TPPU milik B dan R tersebut berasal dari tiga sumber aliran dana kejahatan narkotika sejak tahun 2010 s.d. 2023, yaitu:
• Aliran dana dari M (Napi Lapas Nusa Kambangan) kepada tersangka B sejumlah Rp 789.500.000,- pada periode 09-02-2022 s.d. 14-11-2022 yang dikirimkan dalam 5 kali transaksi.
• Aliran dana dari FA (Napi Lapas Pekanbaru) kepada tersangka B yang ditransfer dalam 112 kali transaksi sejumlah Rp 7.397.085.008,- pada periode 01-06-2015 sd 15-12-2022, serta kepada tersangka R dalam 45 kali transaksi sejumlah 2.344.000.000,- pada periode 10-12-2010 sd 03-01-2023.
• Aliran dan dari DA (Napi Lapas Palembang) kepada tersangka B sejumlah Rp 75.000.000 dalam 1 kali transaksi pada periode 13-05-2013
Saat ini seluruh aset tersebut telah disita dan berkas perkara telah diserahkan ke pihak kejaksaan untuk proses lebih lanjut.
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
*Biro Humas dan Protokol BNN RI*
Redaksi : Novel Ruchyadi